Forum Game

Kamis, 27 Desember 2012

5 Game Horor yang Bikin Jantungan di 2012


5 Game Horor yang Bikin Jantungan di 2012


1. Silent Hill: Downpour


Masih seperti seri-seri sebelumnya, seri Silent Hill kali ini masih mengandalkan efek-efek yang mampu membuat suasana dalam game terasa menyeramkan seperti kabut yang menyelimuti hingga suasana sepi dalam kota.

Gamer akan memerankan Murphy Pendleton, seorang tahanan yang sedang dipindahkan ke lokasi lain menggunakan bus tahanan. Namun dalam perjalanan, akibat keteledoran sang supir, bus yang ditumpanginya malah mengalami kecelakaan hingga membawa bus tersebut jatuh menyusuri jurang.

Setelah kecelakaan, gamer yang memerankan Murphy untuk menemukan jalan menuju peradaban malah menemui suasana kota yang sepi dan dipenuhi bangunan tak berpenghuni. Suasana dalam game pun semakin terasa semakin mencekam.

2. Resident Evil 6


Diawali dengan memerankan Leon yang menolong Helena, gamer akan kembali berhadapan dengan sejumlah zombie maupun monster aneh sepanjang game Resident Evil 6.

Lokasi permainan yang bersetting di dalam kota ini berhasil memberikan suasana yang lumayan bikin merinding gamer yang memainkannya. Belum lagi ditambah oleh kehadiran zombie yang kerap merepotkan.

Aksi yang ditawarkan pada seri Resident Evil kali ini terbilang menarik. Apalagi dibumbui oleh cuplikan video yang saling menghubungkan cerita, membuat game garapan Capcom ini semakin menarik untuk diikuti.

3. Slender


Berbeda dengan yang lainnya, Slender bisa dibilang game sederhana. Saat memainkannya, gamer tak akan menemui zombie ataupun monster, melainkan pembunuh berdarah dingin yang akan menghabisi karakter yang dimainkan oleh gamer.

Dalam permainannya, gamer bertugas untuk mencari lembaran demi lembaran kertas yang harus dikumpulkan guna menyelesaikan tingkat permainan dalam game. Namun tidak semudah itu, karena untuk menemukan lembaran kertas yang dimaksud, gamer hanya bermodalkan sebuah senter yang akan membantunya menerobos gelapnya hutan.

Belum lagi pembunuh berdarah dingin yang selalu mengawasi selama proses pencarian lembaran kertas, dijamin game Slender bakal membuat gamer yang memainkannya merasa dag-dig-dug sepanjang permainan.

4. Alan Wake: American Nightmare


Seri Alan Wake: American Nightmare mengajak gamer menuju 2 tahun setelah kejadian pada seri terdahulu, dimana kali ini Alan Wake melakukan petualangannya di daratan Arizona.

Tampilan grafis yang ditawarkan Remedy Entertainment berhasil memberikan nuansa suasana mencekam yang mampu meningkatkan tensi horor dalam game ini.

Ditambah gerakan karakter dalam game yang terlihat begitu natural, membuat game yang satu ini semakin menarik untuk dimainkan.

Musuh yang ditemui dalam game ini pun tak jauh berbeda dengan kebanyakan game horor lain yang kerap mengandalkan zombie sebagai 'pengganggu' sepanjang permainan.

5. Prototype 2


Meski lebih tepat dikatakan sebagai game action, Protoype 2 tetap mampu menghadirkan suasana seram sepanjang permainan lewat zombie maupun monster yang akan menghalangi tujuan sang jagoan.

Seperti halnya pada Prototype versi sebelumnya, aksi-aksi memukau pun kembali hadir dalam seri kedua ini. Seperti gerakan combo untuk menghancurkan musuh hingga penggunaan pilihan kekuatan yang ingin digunakan.

Efek dalam game seperti ledakan dan hal menarik lainnya pun mengalami improvisasi yang cukup signifikan sehingga berhasil membuat game garapan Radical Entertainment ini makin menarik untuk dimainkan.

Rabu, 26 Desember 2012

Produsen Game THQ Bangkrut


Produsen Game THQ Bangkrut





Amerika Serikat - Pengembang dan penerbit game THQ menyatakan bahwa mereka sudah bangkrut. Meski begitu, mereka berjanji bahwa seluruh kegiatan perusahaan akan tetap berjalan seperti biasa.

THQ merupakan salah satu produsen game asal Amerika Utara yang cukup bertaji, merekan sudah terbukti berhasil menerbitkan sejumlah game kelas atas seperti Saint Row, Darksider, Metro, Warhammer, dan beberapa game seru lainnya. 

Namun apa daya, THQ ternyata tak mampu bersaing lagi dengan produsen game lain di persaingan industri yang semakin keras. Hal ini pun berlanjut dengan penjualan aset perusahaan secara besar-besaran yang konon akan 'diamankan' oleh lembaga investasi bernama Clearlake Capital. 

Transaksi yang kabarnya mencapai USD 60 juta itu mencakup semua aset dan game besutan THQ. Namun kedua belah pihak berjanji bahwa seluruh operasional akan tetap berjalan seperti biasa, tanpa ada PHK karyawan.

"Kami punya para kreator dengan bakat yang luar biasa di THQ. Kami akan bekerjasama dengan para invensor untuk memulai sesuatu yang baru, dengan game yang berkualitas," kata President THQ, Jason Rubin. Seperti dikutip dari eurogamer, Sabtu (22/12/2012).

Gunjang-ganjing kondisi keuangan THQ sebenarnya sudah terendus sejak laporan keuangan 2011 lalu. Saat itu THQ tercatat memiliki total kerugian hampir sebesar USD 56 juta. Game untuk Nintendo Wii dan tablet uDraw disinyalir adalah penyebab utama kerugian tersebut, bahkan akibat kondisi ini THQ pun terpaksa merumahkan 240 tenaga kerjanya. 

"THQ akan hilang dalam 6 bulan ke depan," prediksi Strauss Zelnick, CEO Take-Two Interactive yang saat ini sudah menjadi kenyataan.




Game Baku Tembak Paling Seru


Game Baku Tembak Paling Seru




1. Far Cry 3


Jika berbicara soal game yang terasa hidup, mungkin Far Cry 3 adalah salah satunya. Dunia dalam game ini dikemas dengan begitu apik, belum lagi alur cerita dan narasi yang membuat keseluruhan game terasa menarik.

Suara dari masing-masing karakter terlihat begitu pas. Ditambah lagi setiap obralan disertai dengan mimik wajah yang seakan mendeskripsikan suasana dari karakter. Sungguh mengesankan!

Game ini juga mengambil teroboson dengan menghadirkan sosok jagoan yang tidak punya latar belakang keahlian cukup.

2. Hitman: Absolution


Agen 47 kembali hadir dengan skill yang semakin mumpuni. Kemampuan itu kian terlihat sempurna karena pada seri ini sang jagoan ditopang dengan berbagai peralatan canggih, membuatnya sebagai mesin pembunuh yang efektif di Hitman: Absolution.

Selain itu ada juga beberapa perubahan dari sisi permainan, misalnya penambahan modus Instict atau tambahan Stealht Mission yang sayang untuk lewatkan. Semua itu pun sukses menambah kesempurnaan game Hitman: Absolution.

3. Max Payne 3


Lebih dari satu dekade Max Payne absen di industri game. Tapi kini, mantan detektif yang suka mabuk itu kembali hadir dengan segudang aksi penuh tantangan.

Sejak awal pemainan, gamer sudah dibuat kagum dengan kualitas grafis yang ditawarkan. Setelah bermain lebih jauh, pemain seakan dibuat terpesona dengan aksi tembak-tembakan tiada henti. Tentunya bukan sembarangan adu tembak.

Gaya meluncur dengan gerakkan lambat masih tetap dipertahan dalam versi ini, kemudian para musuh pun dibuat lebih pintar agar bisa mengalahkan gamer. Dilihat dari seluruh fiturnya, wajar saja jika game ini digilai para pecinta game

4. Call of Duty: Black Ops 2


Penggila game mana yang tak kenal Call of Duty? Game First Person Shooter (FPS) yang sudah lama lalu-lalang di komputer dan konsol game itu kembali hadir dengan gaya permainan yang berbeda.

Black Ops 2 menghadirkan pertempuran bergaya modern dengan perlengkapan serba canggih. Game ini sangat berbeda dengan seri sebelumnya karena pemainlah yang bisa menentukan akhir cerita.

5. Medal of Honor: Warfighter


Ini mungkin menjadi seri Medal of Honor yang paling keren. Warfighter bukan cuma menawarkan kualitas grafis yang mengagumkan, tapi juga permainan yang tidak biasa.

Sebagai contoh, ada suatu adegan dimana pemain harus mengejar penjahat menggunakan mobil. Di sini gamer tak hanya harus menginjak gas dengan keras, tapi harus lihai mengemudi di tengah kemacetan kota yang menghalangi pengejaran.
Grafis dan gaya permainan yang seru itu semakin dibuat menarik dengan tatanan suara menggelegar. Tak percaya? Coba mainkan game ini dengan konfigurasi surround.Saking bagusnya game ini, Black Ops 2 berhasil terjual sekitar 7,5 juta kopi di seluruh dunia hanya dalam 2 minggu sejak peluncuran perdananya tanggal 13 November 2012 lalu. Bahkan hingga kini game tersebut masih menduduki peringkat teratas deretan game terlaris di Inggris.





6 Game Action Paling Memukau di 2012


Nih, 6 Game Action Paling Memukau di 2012


1. Max Payne 3


Game yang merupakan sekuel ketiga dari Rockstar ini sangat dinanti kehadirannya. Karena gamer harus rela menunggu hingga 9 tahun sejak sekuel kedua yang hadir pada 2003 lalu.

Tidak ingin mengecewakan penggemarnya, Rockstar pun menghadirkan Max Payne 3 dengan engine yang sama sekali baru dan tampilan grafis yang berhasil membuat gamer yang selama ini menantinya berdecak kagum.

Belum lagi efek slow-motion yang telah hadir sejak Max Payne versi pertama. Nuansa nostalgia pun begitu kental terasa dikala memainkannya.

Dalam Max Payne 3, gamer masih berperan sebagai Max Payne. Sang detektif yang kali ini telah keluar dari kepolisian tersebut akhirnya menjalani pekerjaan sebagai bodyguard. Sayang karena pengkhianatan yang terjadi, bos yang dijaganya terbunuh. Akhirnya, sepanjang game, aksi balas dendam pun jadi tujuan utama sang karakter.

2. Sleeping Dogs


Game garapan Square Enix yang satu ini dijamin bakal membuat galau penggemar game populer GTA. Meski dunia permainannya tidak seluas GTA, namun gerakan combo yang mampu dilakukan karakter dalam Sleeping Dogs dijamin bikin gamer semakin penasaran untuk memainkannya.

Dalam Sleeping Dogs, gamer akan menjelajahi isi kota Hong Kong sebagai seorang agen kepolisian yang menyamar sebagai anggota geng kriminal. Seperti halnya dalam GTA, merampas kendaraan pun dapat dilakukan dalam game ini.

Meski tidak seluas GTA, Sleeping Dogs tetap mampu menawarkan pengalaman tersendiri melalui gerakan combo dan tampilan grafis yang ditawarkannya. Terutama bagi gamer yang sedang menantikan GTA V.

3. Mass Effect 3


Banyak gamer pasti sudah tidak asing lagi mendengar game yang satu ini. Apalagi pada sekuel ketiga ini pengembangnya Bioware telah banyak mengurangi unsur RPG sehingga lebih enak dimainkan. Meski sebagian penggemarnya menyayangkan hal tersebut.

Seperti sekuel kedua, Bioware pun tidak lupa menyematkan multiple ending strory dalam game garapannya tersebut. Jadi jangan kaget bila ending setiap gamer yang memainkannya bakal berbeda-beda.

Dalam Mass Effect 3, gamer akan kembali memainkan Shepard dengan misi utama mengambil alih bumi dari jajahan mahluk asing bernama The Reaper.

4. Assasin's Creed 3


Sekuel ketiga Assasin Creed kali ini bakal membawa gamer pada masa revolusi Amerika di sekitar abad ke-18. Di mana terjadi peperangan antara Continental Army George Washington melawan pasukan angkatan darat Inggris.

Ciri khas game Assasin Creed di mana karakter dalam game mampu memanjat bangunan, dan aksi akrobatik lainnya pun bakal mengalami improvisasi signifikan dalam sekuel ketiga kali ini. Gerakan yang mampu dilakukan karakternya pun semakin realistis dan beragam.

Tampilan grafis yang dipersembahkan oleh Ubisoft pada Assasin Creed 3 pun mengalami improvisasi signifikan dibanding sekuel terdahulu. Sampai-sampai gamer yang melihatnya bakal melongo.

5. Transformers: Fall of Cybertron


Siapa sih yang tidak kenal Optimus Prime, atau Bumble Bee. Karakter dalam film Transformers tersebut memang terlihat sangat keren. Apalagi saat dimainkan dalam game Transformers: Fall of Cybertron, aksi yang mampu dilakukan para autobot tersebut pun terlihat semakin menarik.

Game yang dipublikasikan oleh Activision tersebut bakal mengajak gamer yang memainkannya masuk dalam peperangan yang terjadi di planet cybertron, tempat tinggal para Autobot dan Decepticon sebelum akhirnya ke bumi.

Tampilan grafis yang ditawarkan pun telah mengalami peningkatan signifikan dibanding seri sebelumnya sehingga membuatnya semakin menarik saat dimainkan.

Aksi tembak-tembakan pun mendominasi sepanjang permainan. Namun sayangnya hal tersebut kadang malah berujung kejenuhan terhadap gamer yang memainkannya.

6. Ghost Recon: Future Soldier


Penggila game yang menyukai game bergaya militer pasti tak akan melewatkan game yang satu ini. Karena game ini benar-benar mengadopsi teknik berperang secara mutakhir. Dalam game ini gamer bakal menemui berbagai peralatan canggih yang akan membantu dalam pertempuran.

Selain itu, teknik bertempur yang ditunjukan oleh karakter dalam Future Soldier pun terasa begitu nyata hingga mampu membuat gamer penasaran sepanjang permainan.

Sayangnya tampilan grafis yang diusungnya masih berada sedikit dibawah game sejenis. Akan tetapi melalui gameplay yang ditawarkannya, kekurangan tersebut bakal langsung tertutupi dengan sendirinya.

Senin, 17 Desember 2012

Bangga jadi orang indonesia

Orang Indonesia di Balik Game "Assassin's Creed"

Quote:


Richard Bharata (kiri) Level Artis Ubisoft Studios


KOMPAS.com — Seri video game Assassin's Creed dari Ubisoft yang kini telah mencapai judul kelima (Assassin's Creed III) dikenal sebagai permainan yang menyajikan gameplay terbuka di tengah tempat-tempat historis yang tervisualisasi dengan indah.

Dalam seri game ini pemain menjelajahi lokasi-lokasi bersejarah, seperti kota Istanbul pada zaman Ottoman, Roma dalam masa Renaissance, serta Amerika Serikat sewaktu dilanda perang saudara. Semuanya ditampilkan dengan detail lingkungan dan arsitektur yang akurat sesuai era masing-masing.

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerja keras yang tidak sedikit, mulai dari riset sejarah, kunjungan ke lokasi yang sesungguhnya, hingga proses pengembangan lingkungan dalam game. Nah, di sinilah Richard Wych Bharata Setiawan, seorang kelahiran Indonesia, memainkan peranannya.



Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini menjabat sebagai Level Artist di studio besar Ubisoft di Montreal, Kanada.

Sebagai perancang lingkungan game, Richard terlibat dalam pembuatan sejumlah game dalam seri Assassin's Creed, termasuk Brotherhood dan Revelations yang merupakan ekspansi dari judul Assassin's Creed II. Dia juga turut menangani proses desain dalam seri game populer lain bikinan Ubisoft, yaitu Prince of Persia.


Quote:
Dari lokal ke mancanegara

Richard tidak serta-merta melompat ke Kanada begitu lulus kuliah. Pria yang akan segera menikah dalam waktu dekat ini mengawali kariernya sebagai desainer grafis di Forhet pada 2005. Lebih kurang setahun kemudian, dia bergabung dengan Matahari Studios—sebuah pengembang game lokal—sebagai special effects artist.

"Kebetulan, saya lalu dapat informasi bahwa Ubisoft akan membuka studio di Asia Tenggara," ujar pria yang mengaku belajar mendesain obyek-obyek dalam game secara otodidak ini.



Salah satu setting lokasi di game Assassins Creed III


Jadilah Richard mengajukan lamaran sebagai special effects artist. Tetapi, posisi yang diinginkannya itu ternyata tidak tersedia. Richard lantas nyemplung sebagai level artist dan modeller di Ubisoft Singapura pada tahun 2008 silam. Dia adalah salah satu dari dua orang Indonesia yang tergabung dalam tim awal studio Ubisoft Singapura yang berjumlah 25 orang.

"Ketika itu ada kejadian lucu di mana saya diminta mengisi form pekerjaan. Saya diberikan laptop, tetapi keyboardnya menggunakan bahasa Perancis. Lama sekali saya mengisinya karena harus mencari huruf yang tepat satu per satu, ha-ha-ha," ujar Richard sambil tergelak ketika mengenang pengalamannya tersebut. Maklum, Ubisoft adalah perusahaan asal Perancis. Rupanya mereka lupa membawa peralatan yang cocok untuk kawasan Asia Tenggara.

Tiga tahun bekerja di Singapura, Richard lantas pindah ke studio utama Ubisoft di Montreal, Kanada, di mana dia bermukim hingga kini.

Pengalaman Richard menggunakan keyboard berbahasa Perancis berlanjut dalam bentuk yang berbeda di Montreal karena bahasa Perancis adalah bahasa utama di kota itu. Richard pun makin getol belajar bahasa Perancis. "Sekarang sudah tidak kaku lagi berbahasa Perancis meskipun masih harus banyak belajar," ujarnya.
  
Pekerjaan kolosal
Melihat tampilan dunia dalam seri game Assassin's Creed yang luas dan begitu mendetail, dapat dibayangkan bahwa pembuatnya pastilah bekerja keras untuk merealisasikan lingkungan game dari gambaran konsep yang ditetapkan sebelumnya.

Di studio Ubisoft, sebagian besar tanggung jawab ini berada di pundak art director yang memberikan arahan seputar rancangan game pada sejumlah sub-bagian, termasuk character design dan level designer yang menjadi atasan Richard.

"Kalau diumpamakan, level designer membuat 'mangkuk' lingkungan dunia game berikut 'level box' yang mewakili obyek-obyek dalam dunia game. Level artist seperti saya kemudian mewujudkan dunia itu sesuai arahan," jelas Richard mengenai bidang pekerjaannya.

Dari situ, Richard bersama tim level artist memikirkan kira-kira arsitektur seperti apa yang sesuai dengan setting game, lalu bekerja membuat obyek-obyek dan lingkungan dalam game berdasarkan referensi yang didapat berikut limitasi interaksi dalam game yang ditetapkan oleh programmer.

Kadang proses ini bisa membuat pusing tujuh keliling. Richard memberi contoh salah satu level dalam game Assassin's Creed: Brotherhood yang menampilkan reruntuhan Colosseum di Roma, Italia, lengkap dengan ruang-ruang bawah tanahnya.



Colosseum dalam game Assassins Creed: Brotherhood


"Kami harus membuat Colosseum sesuai dengan keadaannya pada abad ke-15, tahun 1400-an, sementara gambar-gambar referensi yang tersedia hanya dari tahun 2000-an," ungkap Richard. Kendati demikian, nyatanya di tengah keterbatasan itu tim pengembang Ubisoft tetap berhasil memvisualisasikan desain Colosseum yang megah.

Ketika itu, Richard antara lain bertanggung jawab membuat setting dungeon atau ruang tahanan bawah tanah di Colosseum yang juga dipakai sebagai arena kejar-kejaran menggunakan kuda di dalam game. "Proses pembuatannya lama sekali, tapi ketika dimainkan dalam game, lima menit saja level-nya sudah lewat, ha-ha-ha," ucap Richard.

Dalam proses pembuatan game, Ubisoft menerapkan sistem milestone atau target pencapaian dalam kurun waktu tertentu. Jika sudah dekat waktu deadline, Richard kerap lembur demi merampungkan pekerjaan.

Tantangan dalam melakukan proses desain lingkungan game itu pun selalu mengalami eskalasi dari judul ke judul. Menurut Richard, ini karena Ubisoft selalu meminta rancangan yang lebih detail untuk game berikutnya. "Pengerjaan dari Assassin's Creed II ke Brotherhood lalu setelah itu ke Revelations, misalnya, selalu harus disertai dengan peningkatan kualitas sehingga kami harus bekerja lebih giat lagi."

Saat semuanya sudah selesai, dunia game kemudian digabungkan dengan bagian-bagian lainnya, seperti karakter game hasil rancangan character artist dan fashion designer yang juga dibuat berdasarkan referensi faktual.

Hasil karya Richard bisa dilihat di serangkaian judul game dalam seri populer ini, mulai dari Assassin's Creed II, Assassin's Creed: Brotherhood, Assassin's Creed: Revelations, hingga yang terbaru Assassin's Creed III, yang tersedia untuk platform PC dan konsol game, seperti Xbox 360 dan PlayStation 3.


Gerilya
Richard mengaku menikmati bekerja di studio terbesar Ubisoft di Montreal. "Suasananya cair, kekeluargaan. Semua karyawan, misalnya, makan siang bersama tanpa memandang posisi atau jabatan."

Meski begitu, pria yang mengaku suka main game untuk melihat-lihat desain lingkungannya dan mencari inspirasi ini masih menyempatkan diri pulang ke Tanah Air dengan memanfaatkan waktu senggang antarpembuatan judul game.

"Kebetulan, sekarang lagi in-between, jadi bisa pulang ke rumah," ujar Richard ketika ditemui KompasTekno di sela-sela gelaran Indocomtech 2012 di Jakarta, November lalu. Saat itu, seri game terbaru yang turut ditangani Richard, Assassin's Creed III, memang telah rampung dan baru dirilis ke pasaran.

Soal industri game di Indonesia, Richard mengatakan bahwa sebenarnya terdapat banyak talenta berbakat di Tanah Air. Hanya saja, menurut Richard, di samping belum adanya investor besar yang berani mendanai pembuatan game seperti Assassin's Creed, ada hal lain yang sedikit mengganjal kemajuan dunia game Nusantara dalam mengembangkan game berskala besar.

"Banyak yang bagus, tapi kebanyakan dari mereka bergerak seperti pejuang gerilya zaman kemerdekaan, yaitu terpisah-pisah antardaerah. Seandainya saja bisa disatukan, tentu bisa kuat sekali," ujar Richard.

Bagaimana dengan para rekan seprofesi yang memutuskan untuk mengadu nasib di negeri orang, seperti Richard sendiri? Menurut dia, hal tersebut berkaitan dengan besarnya penghargaan atas karya mereka yang bisa diperoleh di luar negeri.

"Namanya juga memenuhi kebutuhan hidup. Di Indonesia banyak talenta pembuat game berkualitas internasional, tapi penghasilannya kurang. Seandainya keadaan itu berubah, pasti semua yang bekerja di luar negeri akan pulang kampung dengan senang hati," tandasnya

Senin, 03 Desember 2012

ALL-STAR BATTLE ROYALE (NEW)





Gimana jadinya jika Kratos VS Drake Nathan wah pasti gak kebayang jika mereka berdua beradu jotos...hehehehehe yang jelas di game fighting ini kalian dapat melihat beberapa karakter dari Sony seperti infamous,unharted,god of war,bioshock,killzone,little big planet dan masih banyak lagi akan beradu fisik...